JEPARA, CENDIKIA.NET – Puluhan siswa SMP diajak belajar mengukir di Museum Raden Ajeng (RA) Kartini, yang digelar selama tiga hari, mulai 1 hingga 3 Juli 2024. Kegiatan ini untuk mengisi liburan sekolah siswa.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Moh Eko Udyyono mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa agar menguasai seni ukir Jepara.
“Ini sebagai langkah kami agar regenerasi ukir ini tidak mandek begitu saja. Ada pewarisan kepada siswa,” ungkap Eko, Senin (1/6/2024).
Saat ini, lanjutnya, senin ukir di tataran dunia pendidikan sudah menjadi muatan lokal di SD dan SMP Kabupaten Jepara, dan museum sebagai sarana edukasi menjadi fasilitator dalam pelestarian seni ukir.
“Sekaligus kegiatan ini untuk memperkenalkan koleksi seni ukir yang ada di Museum Kartini, termasuk Macan Kurung dan motif lainnya,” kata dia.
Disampaikan, meskipun saat ini seni ukir juga berkembang di beberapa negara seperti Tiongkok. Namun, ukir Jepara punya model dan kekuatan sendiri. Ini tentu saja harus dijaga dan dikembangkan.
“Pemkab dan pelaku seni ukir ini harus bersama-sama menjaga marwah ukir Jepara agar tidak hilang,” katanya.
Eko menambahkan, seni ukir sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 2015, dan saat ini Macan Kurung sebagai bagian dari seni ukir Jepara, menjadi nominasi WBTB Indonesia pada 2024. Maka, sudah seyogyanya menjadi kewajiban untuk ikut melestarikan.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini regenerasi SDM ukir berjalan sebagaimana mestinya. Identitas Jepara sebagai kota ukir tetap lestari,” kata dia. (andi)