JEMBER, CENDIKIA.NET– Upaya merongrong pemerintahan dari internal di Kabupaten Jember, Jawa Timur, masih berlanjut. Selain rencana “kudeta” salah seorang kepala dinas berkarakter Patih Dyah Halayudha, juga tercium kabar ada gerakan partisan dari sekretaris di dinas berbeda.
Bahkan, sekretaris yang mantan camat tersebut berlagak genit. Ia berharap dipinang sebagai wakil oleh calon bupati penantang petahana pada Pilkada 2024 ini.
“Ini sudah keterlaluan. Masak sekretaris dinas aktif sudah bermain politik. Pakai main mata dengan calon bupati lagi. Kalau bermental partisan, jangan menggantungkan hidup dari gaji yang bersumber dari pajak rakyat,” kata Fauzan Ali, pengamat politik dan birokrasi di Jawa Timur.
Bagi Fauzan, sebenarnya setiap warga negara itu memiliki hak politik. Namun, bagi aparatur pemerintahan, mereka memiliki batasan-batasan, sesuai sumpah dan janji jabatan. Misalnya, tetap menjaga netralitas dan mengutamakan pelayanan, serta kepentingan masyarakat.
Jika ingin mengekspresikan kehendak politiknya secara leluasa, Fauzan menyarankan, lebih baik mundur saja dari status aparatur sipil negara (ASN). Selanjutnya berproses di jalur politik melalui partai.
“Semuanya sudah ada alur dan aturannya masing-masing. Bagi saya, pejabat yang bermental partisan semacam ini, mereka adalah pengkhianat rakyat. Pelanggar sumpah dan jabatan. Harus dikutuk bersama-sama,” geramnya.
Siapa nama pejabat tersebut? Fauzan enggan membeberkan nama lengkapnya. Tapi, berdasarkan informasi A1 yang ia terima, oknum sekretaris dinas itu berinisial RH. Sebelumnya ia merupakan salah seorang camat di kawasan Jember selatan.
“Bupati harus mulai memeriksa satu per satu pejabat semacam ini. Terjunkan Inspektorat. Jika terbukti melanggar, beri sanksi sesuai kesalahan. Biar tidak ada lagi pejabat-pejabat yang mengkhianati amanah rakyat,” desaknya. (putra)